sejarah perkembangan camera recorder / camera profesional.
Kamera Perekam (bahasa Inggris: Camera Recorder, disingkat Camcorder) adalah sebuah alat elektronik yang menggabungkan kamera video dan perekam video ke dalam satu unit.[1][2][3] Tampaknya tidak ada aturan khusus yang mengatur nama dari alat ini. Dari segi pemasaran alat ini Diberi nama camcorder atau camera recorder (kamera perekam). Namun jika dilihat dari konten serta fungsinya alat ini lebih dikenal dengan kamera perekam video.
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Kamera perekam pada awalnya dirancang untuk siaran televisi yang besar dan berat, diletakkan pada sebuah tiang khusus, dan dengan kabel yang tersambung pada pengendali perekam yang berada pada ruang terpisah. Sebagai teknologi modern, merekam video pada ruang terbuka dimungkinkan dengan menggunakan kamera video dan perekam video portabel. Unit perekam dapat dipisahkan dari kamera dan dibawa ke lokasi yang berada pada ruang terbuka. Sementara kamera itu sendiri bisa sangat padu, faktanya bahwa kamera perekam terpisah harus dilakukan oleh dua orang sepanjang pemakaian pada-lokasi syuting.[6] Perekam video kaset pertama kali diperkenalkan oleh JVC (VHS) dan Sony(U-matic dan Betamax) yang bertujuan agar dapar digunakan secara lebih praktis dan mudah dipindahkan.
- Pada tahun 1982 Sony merilis sistem Betacam. Dimana dalam sistem ini terdapat unit tunggal kamera perekam, yang telah memisahkan antara kabel, kamera dan perekam dan secara dramatis meningkatkan kebebasan juru kamera. Betacam dengan cepat menjadi standar untuk baik untuk pengumpulan berita, maupun pengeditan di-studio video.
- Pada tahun 1983 Sony merilis kamera perekam konsumen pertama, yaitu Betamovie BMC-100P. Menggunakan kaset Betamax dan tidak bisa dipegang dengan satu tangan,sehingga biasanya alat ini diletakkan di bahu. Sony pada tahun yang sama mengeluarkan kamera perekam pertama mereka dengan format VHS-C JVC.[7]
- Pada tahun 1985, Sony muncul dengan format video kaset yang lebih baik, yaitu Video8. Kedua itu format memiliki kelebihan dan kekurangan, dan tidak ada satu pun yang unggul dari format-format tersebut.
- Pada tahun 1985 Panasonic, RCA, dan Hitachi mulai memproduksi kamera perekam yang direkam ke dalam sebuah kaset VHS berukuran penuh dengan menawarkan waktu perekaman hingga tiga jam. Hal ini menyebabkan peningkatan kamera perekam dalam inovasinya menciptakan teknologi yang mutakhir, yaitu dengan menemukan videophiles, videographers industri, dan studio TV perguruan tinggi. Kamera perekam Super VHS ukuran penuh, dirilis pada tahun 1987 yang kualitas penyiarannya semakin luas dan mendukung cara murah untuk mengumpulkan berita atau segmen videografis.
- Pada tahun 1986 Sony memperkenalkan format video digital pertama, D1. Video direkam dalam bentuk yang tidak terkompres dan mensyaratkan penggunaan bandwidth besar pada saat itu. Pada tahun 1992 Ampex menggunakan bentuk D1 untuk menciptakan DCT, format video digital pertama yang menggunakan kompresi data. Kompresinya menggunakan algoritme bentuk pemisahan kosinus, yang mana nantinya akan digunakan dalam format video digital komersil paling modern.
- Pada tahun 1995 Sony, JVC, Panasonic dan produser video lainnya meluncurkan kamera DV, yang dengan cepat menjadi standar de-facto untuk produksi rumah video, untuk pembuatan film independen dan jurnalisme warga. Pada tahun yang sama Ikegami memperkenalkan Editcam - sistem video pertama dengan rekaman tapeless.
- Pada tahun 2000 Panasonic meluncurkan DVCPRO HD, memperluas DV Codec untuk mendukung definisi tinggi. Format ini dimaksudkan untuk digunakan di kamera perekam profesional dan menggunakan kaset DVCPRO ukuran penuh. Pada tahun 2003 Sony, JVC, Canon dan Sharp memperkenalkan HDV, format video pertama dengan kualitas tinggi dan benar-benar terjangkau, karena menggunakan kaset MiniDV murah.
- Pada tahun 2003 Sony merintis XDCAM, format video pertama tapeless, yang menggunakan Profesional Disc sebagai media perekaman. Panasonic kemudian mengikutinya pada tahun depan, dengan menawarkan kartu memori P2 sebagai media untuk merekam video DVCPRO HD.
- Pada tahun 2006, Panasonic dan Sony memperkenalkan AVCHD sebagai format video murah dengan kualitas tinggi. Saat ini, kamera perekam AVCHD diproduksi oleh Sony, Panasonic, Canon, JVC dan Hitachi.
- Pada tahun 2007 Sony memperkenalkan EX XDCAM, yang menawarkan mode perekaman mirip dengan XDCAM HD, namun rekaman disimpan dalam memori SxS.
Analog dan Digital[sunting | sunting sumber]
Hal yang dapat membedakan antara kamera perekam analog dan digital ialah materi penyimpanannnya. Kamera perekam Analog bekerja dengan kaset video, termasuk VHS dan VHS-C. Ini akan mengevaluasi gambar dan audio, disimpan secara analog pada kaset. Selain itu, video dari kamera perekam analog tidak langsung dipindahkan ke komputer melalui kabel USB atau Firewire.
Sedangkan kamera perekam digital menyimpan video rekamannya dalam bentuk digital pada sebuah media simpan digital seperti kartu memori, hard disk dan sebagainya. Rekaman yang disimpan dalam bentuk digital bisa langsung dipindahkan ke computer dengan kabel USB atau lainnya dan dapat diolah secara langsung di komputer.
Peninjauan[sunting | sunting sumber]
Kamera perekam mengandung 3 komponen utama: lensa, Imager, dan perekam. Lensa mengumpulkan dan memfokuskan cahaya pada imager. Imager (biasanya sensor CCDatau CMOS pada kamera perekam modern; contoh yang sebelumnya sering digunakan adalah tabung Vidicon) mengubah insiden cahaya menjadi sinyal listrik. Akhirnya, perekam mengkonversi sinyal listrik menjadi video dan menyalinnya ke dalam bentuk storable. Lebih umum, optik dan Imager yang disebut sebagai bagian dari kamera.
Lensa[sunting | sunting sumber]
Lensa merupakan komponen utama dalam pencahayaan. Optik kamera perekam umumnya memiliki satu atau lebih dari penyesuaian berikut:
- Aperture atau iris untuk mengatur cahaya.
- Zoom untuk mengontrol panjang fokus dan sudut pandang.
- Shutter Speed untuk mengatur dan memelihara eksposur penggambaran gerak yang diinginkan.
- Gain untuk memperkuat kekuatan sinyal dalam kondisi cahaya rendah.
- Neutral density filteruntuk menyesuaikan eksposur.
Dalam unit kamera konsumen, penyesuaian di atas sering secara otomatis dikendalikan oleh kamera perekam elektronik, tetapi dapat disesuaikan secara manual jika diinginkan. Sedangkan , unit Profesional menawarkan kendali pengguna langsung dari semua fungsi optik utama.
Imager[sunting | sunting sumber]
Imager mengkonversi cahaya menjadi sinyal listrik. Proyeksi lensa kamera sebuah gambar ke permukaan, mengekspos array sensitif terhadap cahaya. Eksposur cahaya diubah menjadi muatan listrik. Setelah proses eksposur, Imager mengkonversi secara berkelanjutan akumulasi biaya tegangan analog pada terminal output Imager itu. Setelah pengecekan selesai, photosites diatur untuk dinyalakan kembali untuk memulai proses paparan video-frame berikutnya.
Perekam[sunting | sunting sumber]
Perekam bertanggung jawab untuk menulis sinyal video ke media perekam. Fungsi dari perekaman banyak melibatkan tahapan proses sinyal (seperti video magnetik.), dan seperti sejarahnya, proses merekam memiliki beberapa distorsi dan gangguan sebelum ahirnya dapat menjadi sebuah video yang disimpan, seperti playback sinyal yang dapat menyebabkan apa yang terekam tidak akan menjadi sama persis seperti apa yang sebenarnya terjadi.
Semua kamera perekam, kecuali mungkin salah satu jenis yang kuno, dianggap perlu untuk memiliki bagian perekam-pengendalian yang memungkinkan pengguna untuk mengontrol kamera perekam, ubah kamera ke playback mode untuk meninjau gambar yang sudah direkam. Dan bagian pengendalian untuk mengendalikan eksposur, fokus dan keseimbangan warna dari gambar.
Kegunaan[sunting | sunting sumber]
Media[sunting | sunting sumber]
Kamera perekam ditemukan telah digunakan pada hampir seluruh bidang media elektronik, dari organisasi berita elektronik hingga TV / produksi. Dalam lokasi yang jauh dari infrastruktur distribusi, kamera perekam tidak ternilai untuk akuisisi video awal. Selanjutnya, video tersebut ditransmisikan secara elektronik ke sebuah studio / pusat produksi untuk disiarkan. Acara seperti konferensi pers resmi, di mana infrastruktur video tersedia atau telah dipersiapkan sebelumnya, masih menggunakan kamera video tipe studio produksi.
Video Pribadi[sunting | sunting sumber]
Untuk penggunaan sehari-hari dalam kehidupan, kamera perekam sering digunakan untuk merekam momen-momen penting seperti pernikahan, ulang tahun, upacara wisuda, anak-anak tumbuh dewasa, dan momen pribadi lainnya.
Hiburan dan Film[sunting | sunting sumber]
Dalam dunia perfilman, kamera perekam menjadi alat utama dalam pembuatan film. Dari mulai film berbudget rendah hingga film berbdget tinggi seperti film Star Wars. Tentunya kamera perekam juga digunakan dalam program-program hiburan televisi seperti reality show atau sebagainya.
Jurnalistik[sunting | sunting sumber]
Seiring dengan perkembangan jurnalisme. Visual atau gambaran dari sebuah berita atau kejadian berita menjadi amatlah penting, apalagi di zaman serba modern ini. Dalam industri jurnalistik kamera perekam juga menjadi alat utama dalam meliput berita, lalu ditayangkan diberbagai media seperti TV atau internet.
CAMERA CONSUMER VS CAMERA PROFESIONAL
Saat ini banyak sekali jenis dan macam camera video yang di produksi,dari yang sangat sederhana sampai camera yang menggunakan teknologi paling mutakhir.Penyebaran pasar camera video ini di sesuaikan dengan berbagai aplikasi dan kebutuhan yang di inginkan oleh konsumen,walaupun camera video yang sangat sederhanapun sudah mampu menghasilkan gambar yang cukup memuaskan namun tetap saja camera dengan kualitas yang lebih canggih yang bisa menghasilkan konsistensi gambar lebih baik untuk waktu yang lebih lama bahkan dalam kondisi yang sangat sulit,dan tentunya kualitas dan kemampuannya bervariasi tergantung harganya.
JENIS JENIS CAMERA
Kalau kita membicarakan mengenai jenis jenis camera,maka akan banyak sekali kita temukan jenis dan klasifikasinya tergantung dari sisi mana memandangnya misalnya ada orang yang mengklasifikasikannya berdasarkan analog dan digital,berdasarkan merknya,berdasarkan tipenya dan banyak lagi.
Namun saya akan mencoba mengklasifikasikannya kedalam tiga bagian yaitu
1.Camera Consumer
Camera dengan teknologi paling sederhana dan sangat mudah di gunakan karena memang di produksi untuk kalangan masyarakat yang menginginkan kemudahan dalam pengoperasiannya,segmentasi produksinya memang di tujukan untuk mereka yang menggunakan kamera ini sekedar untuk mendokumentasikan kegiatan yang bersifat personal,walaupun tidak menutup kemungkinan di gunakan untuk komersil.
umumnya ciri ciri utama kamera ini adalah sebagian besar fiturnya serba auto dimana semua parameter teknis pengambilan gambar sudah di tentukan oleh camera,kemudian dari segi bentuk fisik yang simpel sehingga sangat mudah untuk di bawa kemana mana.
Misalnya: auto iris,auto white balance, auto fokus dll
Contoh: Panasonic HC-V380, JVC GZ E245
2.Camera prosumer
Camera prosumer merupakan singkatan dari profesional consumer yang artinya jenis camera ini merupakan jembatan antara mereka yang baru mulai belajar tentang pengoperasian camera dengan para profesional yang tentunya sudah sangat memahami tekniknya.kalau di camera consumer semua fiturnya full auto tapi di prosumer sudah mulai di lengkapi dengan fitur fitur manual, yang memberikan kesempatan pada para penggunanya untuk membuat pengaturan sendiri pada bagian bagian tertentu.Sehingga para pengguna yang sudah memiliki sedikit pengetahuan tentang teknik sinematografi bisa mengaplikasikannya sesuai yang di inginkannya.
Misal: Fokus auto tapi diagframa manual
Contoh: Sony DSR PD 177, Panasonic AG HVX200
3.Camera professional
Camera video dengan feature dan kualitas yang sudah sangat baik,semua fitur yang di butuhkan oleh para profesional sudah ada di dalam camera ini,kalau di consumer semua fiturnya bersifat full auto,di prosumer ada auto dan juga manual,namun di camera profesional ini biasanya justru full manual,hanya sedikit saja fitur yang bisa auto,sehingga bagi anda yang secara teknis belum menguasai maka akan mengalami kesulitan untuk mengoperasikan camera ini.
Kemudian ciri penting lainnya adalah lensa yang dapat di lepas,sehingga bisa di ganti sesuai dengan kebutuhannya,camera profesional ini umumnya di pakai di stasiun tv .
Contoh: Camera HDC 1000 (pedestal), Sony HDW-750P HDCAM
Secara umum pembagian klasifikasi camera tergantung dari kualitas dan fitur dari setiap camera,tentu saja ada produsen yang sengaja memproduksi camera dengan kualitas yang canggih ataupun biasa yang memang di tujukan untuk kalangan tertentu.Namun saat ini kualitas camera telah mengaburkan pembagian tiga kategori di atas,karena banyak juga camera yang termasuk kategori konsumer banyak juga di pakai oleh kalangan profesional.
Sejak resolusi HD (high Definition) di perkenalkan beberapa tahun lalu dan sekarang telah menjadi resolusi standar camera maka perbedaan antara ketiga kategori di atas makin tidak ada,karena kalau dulu membedakan antara camera high dengan camera low budget bisa di lihat dari resolusi yang di hasilkannya namun sekarang ini hampir semua camera sudah menghasilkan resolusi HD.
CAMERA CONSUMER VS CAMERA PROFESIONAL
Walaupun saat ini sangat sulit bagi kita untuk membedakan antara camera consumer dan camera profesional,namun saya akan mencoba memberikan beberapa ciri baik dari segi fisik maupun fitur yang biasanya ada,yaitu:
1.Ukuran Fisik
Umumnya camera consumer memiliki ukuran yang kecil dan ringkas,seringkali juga di sebut handycam yang dapat di pegang menggunakan satu tangan,sementara camera profesional memiliki ukuran yang lebih besar dan di rancang untuk menggunakan bahu sebagai penyangga.
Walaupun perkembangan sekarang ini para produsen juga berlomba lomba membuat camera dengan ukuran yang kecil namun memiliki kualitas yang sangat baik.
2.Lensa
Camera consumer memiliki lensa yang sangat sederhana yang memang di rancang hanya untuk mengambil gambar bergerak saja dan biasanya tidak dapat di rubah (fixed) sementara camera profesional biasanya memungkinkan untuk berganti ganti lensa dengan bantuan adaptor sehingga bisa menggunakan lensa wide,makro dan tele sesuai kebutuhan.Lensa bermutu tinggi juga bisa menghasilkan depth of field yang baik,gambar yang seperti film (film look).
3.Manual control
Camera consumer memang di produksi dengan segala fitur yang serba auto sehingga siapapun akan bisa untuk mengoperasikannya,tinggal tekan tombol rekam ,arahkan dan jadi.Namun camera profesional anda harus menyesuaikan sejumlah pengaturan manual untuk mendapatkan gambar yang di inginkan,manual iris,manual white balance,manual speed dan pengaturan control audio.
4.Resolusi
Kebutuhan gambar yang semakin berkualitas menjadikan resolusi camera semakin tinggi,sehingga sekarang ini membedakan camera consumer dan profesional tidak hanya terbatas pada HD dan Non HD saja,tetapi akan terus berkembang hingga terciptalah UHD (ultra high definition) dengan resolusi yang mencapai 4096 × 2160,
5.Sensor size
Walaupun tidak selalu,namun umumnya camera professional memiliki ukuran sensor yang lebih besar daripada camera consumer,sehingga dalam kondisi kurang cahaya (low light) camera yang memiliki sensor lebih besar akan mendapatkan gambar yang lebih baik (tidak noise)
6.Audio input
Camera professional umumnya menggunakan konektor XLR atau yang sering di sebut cannon sebagai masukan/input audionya,sedangkan camera consumer menggunakan konektor 3.5 mm (minijack) bahkan beberapa hanya mengandalkan mic internal (built in mic),sehingga dalam menghasilkan audio tentunya sangat terbatas.
0 comments
Posting Komentar